LOGIN DELAPANTOTO — Fenomena wisatawan yang nekat membawa sepeda motor jenis skutik ke kawasan pegunungan seperti Gunung Bromo kembali jadi sorotan. Meski secara teknis bisa, para pakar keselamatan berkendara (safety riding) menegaskan bahwa penggunaan skuter matik (skutik) di jalur ekstrem berisiko tinggi, terutama karena rawan mengalami rem blong saat menuruni medan curam.
Risiko Rem Blong pada Skutik
Menurut Agus Suryono, Instruktur Senior Safety Riding dari Indonesia Road Safety Institute (IRSI), skutik memang tidak dirancang untuk kondisi jalan menanjak dan menurun ekstrem seperti yang ada di Bromo.
“Skutik menggunakan transmisi CVT (Continuously Variable Transmission) yang tidak punya engine brake sebaik motor manual. Akibatnya, saat turunan panjang, sistem pengereman bekerja terus-menerus, memicu overheating pada kampas rem dan potensi rem blong,” jelas Agus.
Skutik juga cenderung menggunakan rem cakram kecil di depan dan tromol di belakang, yang tidak ideal untuk meredam beban berat dalam jangka panjang, terutama saat berboncengan atau membawa barang.
Jalur Bromo Bukan Untuk Semua Jenis Motor
Jalur menuju Bromo dikenal menantang, dengan kombinasi tanjakan dan turunan curam, kelokan tajam, serta permukaan jalan yang kadang berpasir atau berbatu. Kondisi ini menuntut kendaraan dengan sistem pengereman mumpuni dan kemampuan kontrol penuh dari pengendara.
“Untuk jalur seperti Bromo, sebaiknya gunakan motor trail, bebek manual, atau motor sport dengan rem dan mesin yang sanggup membantu perlambatan tanpa bergantung penuh pada tuas rem,” tambah Agus.
Alternatif Aman: Parkir di Bawah, Lanjut Jeep
Pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) pun sebenarnya sudah menyediakan area parkir resmi bagi wisatawan yang ingin melanjutkan perjalanan dengan jeep 4×4. Transportasi ini lebih aman dan ramah lingkungan dibandingkan motor pribadi yang tidak sesuai spesifikasi.
Selain itu, penggunaan kendaraan pribadi yang tidak sesuai bisa menyebabkan kemacetan di jalur sempit dan membahayakan pengguna jalan lain.
Edukasi Penting Sebelum Touring
Pakar menyarankan komunitas motor dan penyelenggara touring agar lebih bijak dalam memilih rute serta mengedukasi anggota soal potensi risiko. “Jangan hanya karena ingin konten atau pemandangan indah, keselamatan dikorbankan. Lebih baik nikmati alam dengan cara yang aman dan bertanggung jawab,” pungkasnya.
Kesimpulan: Meski skutik praktis untuk harian, ia tidak dirancang untuk jalur ekstrem seperti Bromo. Mengabaikan aspek teknis demi petualangan bisa berujung bahaya, bukan liburan. Wisata aman, motor pun selamat.
Sumber: epictotoprediksi.my.id